GENRE : ROMANCE, DRAMA, MYSTERY
SINOPSIS:
Aldini hanyalah seorang pemuda yang hobi membaca buku. Setelah bel pulang sekolah di bunyikan, dia langsung mengemas buku dan peralatan sekolahnya lalu bergegas keluar ruang kelas. Di dalam pikirannya hanya terlintas satu tempat yang akan dia datangi selanjutnya yaitu atap sekolah. Matahari senja adalah pertanda bahwa waktu membaca buku-buku cerita anak yang lusuh pemberian dari ayahnya telah cukup dan harus bergegas untuk pulang. Tidak ada alasan khusus kenapa dia memilih membaca buku di atap, hanya saja selama berada di atap dia merasakan bahkan menikmati satu hal yang selama ini dia cari-cari. Kesunyian.
Aldini hanyalah seorang pemuda yang hobi membaca buku. Setelah bel pulang sekolah di bunyikan, dia langsung mengemas buku dan peralatan sekolahnya lalu bergegas keluar ruang kelas. Di dalam pikirannya hanya terlintas satu tempat yang akan dia datangi selanjutnya yaitu atap sekolah. Matahari senja adalah pertanda bahwa waktu membaca buku-buku cerita anak yang lusuh pemberian dari ayahnya telah cukup dan harus bergegas untuk pulang. Tidak ada alasan khusus kenapa dia memilih membaca buku di atap, hanya saja selama berada di atap dia merasakan bahkan menikmati satu hal yang selama ini dia cari-cari. Kesunyian.
Hari-hari sunyi yang sangat Aldini nikmati perlahan sirna sejak dia kepergok sedang asyik membaca buku-buku ceritanya di atap oleh teman sekelasnya, Rena. Tidak ada lagi nikmat kesunyian yang membuatnya lebih dapat berkonsentrasi dalam membaca, melainkan tempat itu berubah menjadi tempat teribut yang pernah dia datangi.
“Wah, sang singa, sang penyihir dan lemari!” teriak seorang perempuan
cantik tiba-tiba.
“Tidak kusangka masih ada orang lain yang suka membaca
buku seri ini. Jangan bilang kau juga punya buku lanjutannya yang judulnya
Pangeran Caspian?”. katanya dengan penuh antusias.
“Aku Erena, panggil saja Rena”. dia mengulurkan
tangannya sambil tersenyum manis.
“Aku Aldi—“
Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, keterkejutan
Aldini terhadap kemunculan seorang perempuan didepannya secara tiba-tiba langsung
berubah menjadi perasaan kesal dan marah karena tingkah laku Rena selanjutnya. Dia
tanpa permisi langsung mengobrak-abrik tas Aldini yang berisi buku-buku cerita
lainnya yang Aldini bawa. Bahkan sejak hari itu, Rena mulai ikut nimbrung membaca
buku di atap dan bercerita panjang lebar tentang buku-buku bacaan yang telah
dia baca walaupun ceritanya tidak di hiraukan oleh Aldini. Begitulah pertemuan
pertama mereka. Sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan yang selama ini
Aldini cari-cari. Kesunyian.
Tahun-tahun selama berseragam putih merah telah berlalu. Kini Aldini dan Rena telah beranjak masuk SMP. Mereka berdua tetap melanjutkan hobi membaca buku di atap, hanya saja penampilan Rena yang dikuncir satu kebelakang membuatnya menjadi lebih cantik. Waktu-waktu selama di atap yang mereka habiskan bersama selepas pulang sekolah lambat laun membuat mereka menjadi lebih akrab dan saling mengerti satu sama lain. Rena mulai menjaga perkataannya karena tahu Aldini suka membaca buku dalam kesunyian sedangkan Aldini mulai terbuka dan menjadi lebih peduli saat Rena bercerita tentang buku bacaannya.
Hobi yang sama, paras cantik dan sifat pengertian di
dalam diri Rena tak bisa di pungkiri telah membuat Aldini mulai menyimpan
perasaan suka pada Rena, bahkan sejak pertemuan pertama mereka. Tetapi perasaan
itu sepertinya telah terlambat untuk di lupakan oleh Aldini karena beredar
kabar bahwa Rena akan pindah sekolah melanjutkan studinya di luar negeri.
Puncaknya selepas sekolah ketika seperti biasa mereka menghabiskan
waktu membaca buku bersama di atap, akhirnya Aldini memberanikan diri untuk
menyatakan perasaannya kepada Rena yang sudah lama ia pendam.
“Aku dulu bersikap seolah membencimu tetapi sebenarnya
aku telah lama menyukaimu, Rena”.
“Maaf Aldi, aku tidak bisa. Tapi semoga kita bisa bertemu
kembali”
Biarlah atap menjadi saksi bahwa tidak selamanya hal
yang Aldini inginkan akan terwujud semua, termasuk soal percintaan. Penolakan
tersebut tidak ada artinya jika dibandingkan kenyataan pahit bahwa itu adalah
terakhir kali mereka berdua bertemu. Sejak hari itu, Rena tak kunjung kelihatan
di sekolah dan beredar kabar bahwa dia memutuskan untuk pindah sekolah lebih
cepat dari waktunya. Tanpa satu patah katapun atau hanya selembar surat
perpisahan, Rena pergi meninggalkan semua kenangan manis di antara mereka
berdua. Bahkan percakapan terakhir mereka berdua bukanlah sebuah salam
perpisahan melainkan tentang cinta yang tertolak.
Hari-hari tanpa Rena mulai mengubah perasaan Aldini
menjadi kegundahan yang menyakitkan. Hingga detik ini, Aldini masih tidak
percaya bahwa Rena telah pergi jauh dari jangkauannya. Satu hal yang pasti bahwa
Rena sudah berhasil memporak-porandakan perasaan Aldini dan pergi
meninggalkannya dengan diikuti pertanyaan-pertanyaan yang masih belum terjawab
olehnya.
Keadaan Aldini di perparah ketika kondisi keluarga
barunya menjadi tidak harmonis setelah kepergian bapaknya. Aldini menjadi kacau
dan hidup tanpa motivasi. Di sanalah Aldini mulai mengenal dan berteman dengan Bobby,
cowok playboy sekolah. Bobby ternyata juga memiliki hobi membaca buku namun
pertemanan Aldini dengan Bobby tidak mengahasilkan sesuatu yang positif untuk
Aldini karena bacaan yang biasa dibaca oleh Bobby tidak jauh dari hal yang
bersifat mesum. Virus–virus pikiran mesum tersebut lambat laun berhasil
terinfeksi ke otak Aldini dan membuatnya berubah menjadi menyukai bacaan dan
hal-hal yang bersifat mesum.
Tidak hanya buku bacaan. Foto-foto, majalah mesum, video,
bahkan sampai pernak-pernik kemesuman pun di koleksi oleh Aldini. Karena sifat mesumnya
itu membuat Aldini menjadi terkenal dan puncaknya ketika ia di beri julukan
sebagai pangeran mesum di sekolahnya, karena karakternya dulu yang keren dan kalem
layaknya pangeran namun mendadak berubah menjadi aktor utama soal kemesuman. Perilaku
buruk Aldini ini terus berlanjut hingga akhirnya ia lulus dari SMP.
Sadar akan dampak negatif dari pertemanannya dengan Booby, Aldini akhirnya memutuskan untuk mencari SMA yang berbeda dengan SMA yang Booby tuju seraya ingin mengubur masa lalu kelamnya saat di bangku SMP. Aldini pun berhasil menjalani masa-masa SMA nya dengan damai tanpa berbuat dan berpikiran sesuatu yang mesum. Dia hanya ingin menghabiskan hari-harinya seperti dulu dengan membaca buku di atap yang sunyi. Meskipun dengan kesunyian itu membuatnya teringat akan sosok Rena yang hilang entah berada dimana sekarang.
Sayangnya impian itu seketika menjadi impian belaka
saat ia secara tidak sengaja mencium seorang perempuan cantik idola semua cowok
di SMA nya, Alyssa. Sejak peristiwa tak terduga itu, gosip masa lalu Aldini
sebagai seorang pangeran mesum akhirnya mulai beredar bahkan sampai ada yang
mengira bahwa Aldini dan Alyssa itu ternyata berpacaran secara diam-diam.
Satu hal yang tidak disangka oleh Aldini soal Alyssa yaitu
sikapnya yang semakin hari semakin terlihat mirip seperti Rena. Sikap Alyssa
yang mirip seperti Rena itulah yang membuat Aldini sulit untuk menjauhi Alyssa.
Dia tetap berusaha mendekati Alyssa walau kenyataannya Alyssa mengacuhkan dia. Hubungan
mereka ini membuat kesal salah satu cowok yang sudah lama mengincar Alyssa, sang
Ketua OSIS dan pangeran idaman seluruh cewek di sekolah, Giandra.
Dimanakah Rena berada?
Bagaimana perasaan Aldini terhadap Rena sekarang?
Apa yang akan di lakukan Giandra terhadap Aldini?
Bagaimana akhir hubungan Aldini dengan Alyssa?
Apakah Rena dan Aldini akan bertemu kembali?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar