Hal terlucu yang terjadi ketika aku datang ke dunia ini adalah ketika
aku menertewai secara terbahak-bahak tentang bagaimana orang-orang di dunia ini
menggunakan rumput sebagai alat kontrasepsi dan berkata, “Hahaha, apa kau
sudah gila?”, dan Madam membalas, “Tidak sopan sekali,” dengan wajah kesal.
“Apa kau tidak pernah mendengar rumput luvya?” kata Madam. “Setiap
herbalist di daerah ini membawa barang itu. Kau pasti berasal dari negeri yang
sangat jauh dari kota, ya.”
Aku nggak percaya bahwa aku telah dipanggil ‘orang pedalaman’ oleh
seseorang yang berasal dari dunia yang mana bukan hanya nggak ada internet, ponsel,
ataupun smartphone saja, bahkan listrik atau mobil juga nggak ada. Untuk semua
penduduk Tokyo, aku sesungguhnya enggan bilang begini … tapi sesungguhnya orang
yang pedalaman itu sebenarnya dia.
Namun di dunia ini, tempat yang sedang kuhinggapi ini, rupanya disebut perkotaaan.
Baru-baru ini, ada ras Orc yang menculik beberapa anak kecil, tapi kupikir kota
ini adalah kota besar sehingga saat hal-hal semacam itu terjadi, banyak yang masa
bodoh. Aku nggak pernah mendengar hal sekejam itu, kecuali di program The World’s Astonishing News, tapi setidaknya aku okein sajalah.
Tetap saja, mulai dari sekarang, aku harus beradaptasi dengan kehidupan
orang-orang fantasy di sini. Kalau tidak, bisa-bisa akulah target mereka selanjutnya.
Kali ini nggak ada waktu untuk bercanda—aku harus memerhatikan perkataan
Madam ini.
“Sebelum kau ngeseks sama pelanggan, ambil beberapa pasta lengket yang bisa
dibuat dengan cara menghancurkan rumput tadi, kemudian masukkan itu kedalam punyamu.
Satu jari saja sudah cukup. Setelah selesai melakukannya, hilangkan itu
dengan air manimu, lalu bersihkan, dan ulangi kembali langkah ini sebelum mulai
dengan pelanggan selanjutnya.”
Madam adalah seorang wanita cantik dan dewasa sehingga tak aneh memanggilnya
Madam. Dan, dia juga elegan, kau pasti nggak bakal nyangka kalau dialah pemilik
tempat pelacuran ini. Itu juga menggairahkan saat ia mengatakan ‘air mani’
seperti bukan apa-apa.
Bukannya berlebihan, namun saking terbiasanya dia menjelaskan proses tersebut,
wajahnya nggak malu-malu atau semacamnya lagi.
Saat itulah aku tenggelam dalam pesonanya: ‘Anjir, aku benar-benar
akan kerja jadi pelacur’
“Jika kau tak tau tentang kontrasepsi, apakah kau pernah ngeseks dengan
pria sebelumnya?”
“Sudah, sekitar 10 kali-an.”
“Oh, ternyata kau sudah pengalaman walaupun masih semuda ini. Umurmu
berapa?”
“S-embilan belas…? Hampir dua puluh, sih.”
“Kau tahu, kau tak perlu berbohong. Kami punya gadis umur 14 tahun yang
bekerja di sini.”
“Oh, aku mengerti. Maaf, awalnya kupikir pekerjaan ini dilarang untuk
usia dibawah 18 tahun.”
Kedua mata madam membesar.” Dan kau sudah ngeseks dengan 10 laki-laki
walaupun sudah tahu begitu! Luar biasa, luar biasa,” dia tertawa kecil.
Sejujurnya, saat SMP, aku adalah seorang bodyguard seorang teman.
Tetapi, aku terpaksa keluar karena ulah temanku tersebut. Dia yang sudah
kupercayai itu, tiba-tiba mengkhianatiku atau kasarnya harus kukatakan, “Dia
telah memakaiku.”
Mengesampingkan hal itu, aku hanya melakukan hal semacam itu dengan
pacarku saja, dan aku bukan tipe orang yang suka selingkuh.
Meski demikian, kemungkinan besar aku telah tidur dengan lebih dari 10
pria, tapi eh … itu menyakitkan saat mencoba mengingat-ngingatnya lagi, jadi
kupikir 10 saja sudah cukup.
Bagaimanapun juga, satu-satunya pekerjaan yang aku rasa mampu kulakukan
saat tiba-tiba terlempar ke dunia antah berantah ini tidak lain hanyalah menjadi
pelacur.
Nggak pernah terpikir di benakku aku akan melakukan hal semacam ini lagi,
dan aku sebenarnya merasa sangat bersalah kepada Mama dan Papaku. Namun, kali
ini terpaksa kulakukan karena menyangkut tentang kelanjutan hidupku.
Dengan
kata lain, aku tak punya pilihan lain.
“Baiklah. Kamu diterima. Kamu juga terlihat bakal jadi pelacur top.
Selamat datang di Blue Cat
Nocturne, Haru.”
“Senang mendengarnya…”
“Aku akan memperkanalkanmu kepada yang lainnya, tapi untuk sekarang cukup
bantu bar yang ada di bawah dulu saja. Kau bisa mulai bekerja ketika kau sudah
paham peraturan yang berlaku di sini.”
“Oke!”
Jadi begitulah, aku pun jadi pelacur di dunia lain ini.
Aku sungguh merindukan kehidupan SMA yang biasa kujalani, namun aku tiba-tiba
mati lalu dikirim ke dunia ini. Aku belum mendengar apapun tentang cara agar
bisa pulang ke dunia asalku, jadi untuk sementara, yang harus kulakukan cukup
berusaha semampuku untuk bertahan hidup di sini.
Kehidupan gadis SMA, Haru Koyama pun dimulai di dunia layaknya sebuah
permainan sampah otaku, dan anehnya lagi dia bertransformasi menjadi seorang
pelacur.
Next Chapter 1 Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar