Chapter 1 - Pembunuhan di Observatorium Sirius (Part 1)
Entah kenapa aku merasa tadi aku menangis ketika tadi aku tertidur.
Aku penasaran apa yang aku tangisi saat tadi tertidur? Apakah hal buruk telah
terjadi? Atau jangan-jangan aku memimpikan mimpi itu lagi?
Aku tidak terlalu tahu
alasannya kenapa, tapi pipiku telah basah kuyup dengan air mata yang keluar
dari kedua mataku ini. Dan ketika aku ingin mengusap pipiku, aku merasakan
perasaan aneh bahwa ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
Setelah kucoba ternyata
tangan kananku tidak bisa menjangkau wajahku. Pergelangan tanganku terasa
sakit. Disamping kedua masalah tersebut kepalaku ini juga terasa pusing.
Walaupun kepalaku ini
masih pusing, aku mencoba mengangkat kepalaku untuk melihat kondisi pergelangan
tangan kananku ini. Ternyata aku sedang memakai gelang aneh yang tidak aku
kenali.
Gelang yang kokoh,
dengan kilau hitam. Setelah kuperhatikan aku cenderung berpikir untuk menyebut
gelang tersebut manis dan modis daripada aneh. Ada rantai yang melekat pada
gelangnya yang membuatnya gelang ini menjadi terikat
Jujur hal seperti Ini
bukanlah sesuatu yang sesuai dengan gayaku.
Rantai yang melekat
pada gelang tersebut adalah masalah terbesar bagiku. Ketika aku mencoba
menggerakkan lengan kananku, rantai tersebut menjadi kencang dan mencegahku
agar tidak melakukannya. Lengan kananku telah dibatasi dan membuatku tidak
dapat menjangkau posisi kepalaku. Aku mencoba mengikuti rantai tersebut dengan
mataku. Hasilnya aku melihat salah satu gelang terikat di kaki sebuah tempat
tidur.
Dalam kondisi kepalaku
yang masih pusing aku mulai menyadari posisiku sekarang bagaimana. Aku tidak
berada di atas ranjang, tapi terbaring telungkup di lantai. Entah kenapa aku
rasa pergelangan tangan kananku diborgol ke kaki sebuah tempat tidur. Hal ini
membuatku tidak bisa bergerak dari tempat itu.
Tampaknya lengan kananku adalah
satu-satunya bagian dari tubuhku yang terikat sehingga aku tidak ada masalah
untuk menggerakan bagian lain dari tubuhku.
Aku merangkak lebih
dekat ke tempat tidur sampai aku bisa menggerakkan lengan kananku sebebas
mungkin dan meletakkan kedua tangan di atas lantai untuk membantuku berada
dalam posisi duduk. Tubuhku terasa goyah untuk sesaat.
Apa sebenarnya yang
telah terjadi di sini? Kenapa aku bisa berada di tempat seperti ini?
Aku mencoba mengingat
kembali, tapi ingatanku tiba-tiba dibuyarkan oleh sebuah suara. Aku mencoba
mengontrol kondisi mentalku dan mencari ingatan tentang peristiwa yang telah
terjadi sebelumnya.
Hal pertama yang
kuingat yaitu tanda menyeramkan itu. Aku mendadak teringat kembali tentang
surat yang didalamnya tertulis sesuatu.
"Selamat datang di
Observatorium Sirius yang penuh dengan harapan".
Dalam kondisi
pencahayaan yang redup, aku melihat tulisan pada tanda itu. Aku berakhir dengan
mengira perbuatan konyol ini hasil dari lelucon seseorang dimana orang konyol
ini telah mencoret kata "harapan" dengan semprotan merah dan menulis
"keputusasaan" sebagai gantinya.
"Selamat datang di
Observatorium Sirius yang penuh keputusasaan".
Oh, benar, nama
bangunan ini adalah Observatorium Sirius. Observatorium ini adalah
observatorium astronomi milik pribadi dan bangunan ini memiliki penampilan luar
yang berbentuk bintang yang khas. Masing-masing dari lima titik bintang itu
mewakili sebuah kamar tamu yang berbentuk seperti segitiga sama kaki berlapis
kaca. Pada bagian tengahnya yang berbentuk pentagon adalah sebuah ruangan
dengan langit-langit berbentuk kubah dimana sepertinya itu adalah tempat yang
digunakan untuk mengamati luar angkasa.
Aku sepertinya berada
di dalam salah satu kamar tamu. Secara perlahan ingatanku menjadi sedikit lebih
jelas.
Baiklah, aku sudah
ingat.
Namaku ... Yui Samidare
seorang remaja berusia 16 tahun dan aku adalah seorang detektif.
Dari request
seorang client terkemuka, kami lima detektif berkumpul di Observatorium Sirius.
Perlu kau ketahui seorang detektif itu hidup dengan request-request
seperti ini. Apalagi jika request yang client berikan itu menyimpan
sebuah rahasia yang belum terpecahkan maka kami para detektif tidak bisa
mencegah keinginan kami untuk ikut campur.
Tapi orang yang membuat
permintaan itu tidak pernah muncul.
Pada titik ini kami
sudah sedikit curiga bahwa kami telah ditipu. Seseorang telah merencanakan
sebuah kejahatan ketika mereka berhasil mengumpulkan kami di sini, dan
begitulah ceritanya kenapa saya bisa berakhir ditempat ini.
Sekarang aku sudah paham keadaannya, rasa takut pun
tak terelakan mulai masuk kedalam diriku ini. Aku tidak tahu siapa yang
bertanggung jawab atas hal ini, namun keadaan aneh ini telah mencuri kebebasan
dariku sepenuhnya. Lebih dari itu, fakta bahwa aku telah dipermainkan saat
sedang pingsan membuat bulu kuduku merinding. Aku bertanya-tanya apakah mereka
melakukan sesuatu yang aneh kepadaku saat tadi aku pingsan? Untuk sementara
ini, satu-satunya hal yang kusyukuri yaitu fakta bahwa aku sepertinya tidak
disakiti dan tidak memiliki cedera luar.
Sambil membetulkan
posisi kacamataku yang sebelumnya terpasang miring, aku mengamati sekeliling
ruangan.
Ranselku berada di atas
tempat tidur. Tampaknya kemungkinan besar ini adalah kamarku. Tirai jendela di
kamarku tertutup. Aku pun jadi tidak bisa melihat ke luar, tapi aku tahu bahwa
itu diluar sana sedang tidak terang. Mungkin sekarang ini sudah waktu malam
hari, atau mungkin diluar sana terasa gelap karena salju ...
Terdapat sebuah
teleskop yang terpasang di ruanganku. Benda itu bukanlah sesuatu yang aku bawa
ketika aku berangkat kesini. Aku pikir ini adalah barang asli dari kamar ini
yang selalu ada di sana. Tapi aku ingat fakta bahwa aku tidak dapat melihat
bintang-bintang di langit karena diluar sedang turun salju.
Aku mencoba melihat
kebelakangku. Pintu ruangannya tertutup, jadi aku tidak bisa melihat keadaan
ruang pentagonal.
Ini terlalu sepi ...
bagaimana keadaan detektif lainnya? Kenapa tidak ada suara ribut yang terjadi
karena masalah ini?
Aku pikir mungkin orang
lain sedang tertahan sepertiku ini dan mereka juga tidak bisa bergerak. Atau
mungkin mereka masih pingsan.
Aku tidak tahu siapa
dalang perbuatan ini dan apa rencana mereka yang sesungguhnya tapi aku tidak
bisa membiarkan mereka terus melakukan semua hal sesuai rencana mereka. Aku
harus bangkit melawan mereka.
Bagaimanapun, aku ini adalah seorang detektif.
Pertama-tama, aku harus
melakukan sesuatu dengan borgol ini. Aku tidak tahan terus-menerus terikat
dengan tempat tidur ini. Ada lubang kunci di rantai itu, tapi aku tidak
menemukan kuncinya.
Aku tidak bisa menyeret
tempat tidur ini bersamaku juga ...
Hm?
Ada empat kolom kaki
penyangga yang terdapat pada tempat tidur ini dan borgol yang ada padaku ini
terikat pada salah satu diantara mereka. Tapi aku tersadar... Ketika aku
benar-benar memikirkannya, aku menyadari bahwa jika aku bisa mengangkat keatas
tempat tidur maka aku bisa melepaskan borgol ini dari bawah kaki tempat tidur.
Tempat tidur ini berasal dari kayu biasa dan ukurannya tidak terlalu besar. Aku
cukup berani untuk mengatakan bahwa mengangkat kasur ini bukanlah suatu masalah
besar bagiku.
Aku mengenggam kaki
penyangga kasur itu dan segera mengangkatnya . Bahkan untuk ukuran orang yang
tidak terlalu kuat sepertiku ini aku masih mampu untuk mengangkatnya. Aku hanya
perlu membuat celah yang cukup besar untuk mengeluarkan borgol yang terikat
pada lengan kaki penyangga kasur agar terbebas dengan melewati celah yang ada...
Bersambung... Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar