Jumat, 27 Oktober 2017

Volume 1 Chapter 1 - Pangeran Mesum yang Kutu Buku

VOL 1 CHAPTER 1
“Ternyata menjadi seorang siscon tidaklah seburuk yang aku duga”

Aku duduk bersebelahan dengan seorang penumpang cewek selama perjalanan pulangku ke rumah dengan menggunakan bis. Aku yang sedang membaca buku terkejut ketika dia tiba - tiba menyenggol - nyenggol lengan kiriku dengan di ikuti beberapa kata yang keluar dari mulutnya.
Serupa tapi tak sama
“Halo…?”.
“Hoi… Hoi... !“.
“Haaallo….. Ooy!”.

Biar kuberitahu kau rencanaku untuk merespons perbuatan cewek ini.

Pertama aku akan menjalankan strategi “pura-pura” tidak mendengar. Jika dia adalah orang baik maka dia akan sadar dan dengan sendirinya berhenti untuk mengangguku. Kemudian jika ini berhasil maka pada halte pemberhentian berikutnya aku akan langsung terbang keluar dan menghilangkan keberadaanku dari sisinya.

Tapi apa daya, rencanaku gagal dan dia malah semakin menjadi – jadi untuk mengangguku.

Damn!! Shut up! u’re my enemy!”.

Baiklah untuk cewek di sebelahku, kali ini aku mengaku kalah. Aku benci mengakuinya, tapi aku menyerah! Jadi, kumohon tolong hentikan senggolanmu itu! Aku berkata di dalam hati seperti itu tapi percayalah aku lebih menginginkan kalimat tersebut kuucapkan sekuat – kuatnya melalui mulutku ini.

Sudah kuduga bahwa membaca buku di dalam bis sangatlah susah untuk aku nikmati. Banyak kegaduhan, obrolan yang panas, suara yang tidak penting, musik dari headset yang jeblok, anak kecil yang menangis dan hal – hal lain yang sangat menganggu. Ahh.. disini aku benar-benar jauh dari keadaan sunyi yang sangat kusukai itu. 

Si Hacikuji lagi lari-larian
Jujur walaupun aku sudah mulai gemar membaca buku sejak kecil tapi tetap saja aku masih kesulitan untuk menikmati membaca buku selain di atap atau tempat sunyi lainnya. Kalo boleh jujur, aku sangatlah iri dengan mbak kawai-san di dalam anime bokura wa minna kawaisou.

Di ceritakan di dalam anime tersebut bahwa mbak kawai-san ini selalu bisa menikmati membaca buku di segala kondisi bahkan ketika di perjalanan pulang pergi pun dia tetap membaca buku dengan kondisi berjalan kaki!. Bukankah ini sesuatu yang hebat? Aku benar - benar kagum dengan seorang pecinta buku sejati seperti mbak kawai ini. Please, take my respect!.
Kawai-san dalam anime bokura wa minna kawaiso
Sebelum bercerita lebih jauh, aku sudah curiga bahwa ada beberapa orang yang belum mengenal seperti apa diriku ini. Baiklah untuk lebih memastikan aku akan mencoba memperkenalkan diriku secara singkat walaupun aku akan lebih senang jika kau mau membaca sinopsis dan prolog novelku ini sebelumnya.

Namaku Aldini Rajou. Aku seorang pelajar SMA tingkat satu yang memiliki hobi membaca buku dalam kesunyian. Aku memiliki prinsip semakin cepat aku menyelesaikan suatu hal, maka semakin cepat juga aku untuk kembali membaca buku. Kutu buku mungkin ungkapan yang cukup tepat untuk mendeskripsikan diriku ini walaupun jujur saja aku tidak terlalu senang di sebut dengan julukan seperti itu. Dan aku belum memiliki pacar bahkan sampai detik ini.

Our MC
Sekedar informasi saja, sekarang ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dengan menggunakan transportasi bis di kotaku ini. Jangan lupa ada cewek usil yang duduk di bangku sebelahku ini.

Waktu – waktu yang kunikmati saat sedang asyik membaca light novel classroom of the elite sebelumnya harus rela kutinggalkan karena cewek yang duduk disebelahku ini tak henti - hentinya terus mengusik diriku.

Aku pun lalu memutuskan untuk menutup bukuku dan mulai menanggapi perkataan dari cewek ini.

“Ada apa?” jawabku dengan nada lesu.
“Lihat – lihat di depan kita ada yang nonton hentai tuh” ucapnya dengan berbisik – bisik.

wow keijo!!
Orang - orang bilang mempunyai adik perempuan itu adalah suatu hal yang menyenangkan tapi percayalah bahwa akan lebih banyak kesusahan dari pada keuntungan yang akan kau dapatkan dari adik perempuanmu itu. Aku bahkan tidak bisa menghitung berapa banyak kesusahan – kesusahan yang sudah kualami karena ulah adik perempuanku ini.

Bahkan sekarang ini aku sedang mengalami salah satu di antara banyak kesusahan yang di sebabkan oleh seorang adik perempuanku ini. Benar sekali, kebiasaan dia untuk bergosip ria tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Yang lebih penting lagi, aku penasaran kau dengar dari siapa istilah hentai itu?.

“Hhmm.. “ jawabku singkat sambil melirik dua orang cowok di bangku depanku.
“Benarkan, Kak Aldi?” jawabnya penasaran setelah aku selesai melirik ke bangku depan.

[Haaa . . .]
Izinkan aku menarik nafas dulu wahai adik perempuanku. Aku tidak tahu kenapa kau selalu penasaran dengan sesuatu hal yang menurutmu terlihat berbeda. Setidaknya kau baca dulu tulisan prologku tentang “Jangan menilai sesuatu hanya dari luarnya saja!”.

“Hmm iya benar-benar ..” jawabku pelan sambil menutup mata.
“Kak Al, terus mau gimana nih? Di biarin aja gitu?” tanyanya penasaran.
“Biarin aja..” jawabku dengan santai.

Sebagai seorang adik perempuan, aku cukup bersyukur bahwa adikku ini lumayan penurut denganku walaupun terkadang sikap suka keras kepalanya sesekali muncul. Setidaknya sekarang dia menjadi lebih penurut dan akrab denganku jika mengingat kenyataan bahwa aku pernah lama tidak bicara dengannya.

“Lah, kok gitu sih kak?” jawabnya kesal
“Dah.. dah biarin aja” jawabku dengan cukup tegasg

Untuk adik perempuanku yang cantik, aku bukannya setuju untuk membiarkan mereka begitu saja. Satu fakta yang harus kau tahu aku juga sangat tidak menyetujui perbuatan mereka. Tetapi jika aku harus menegur mereka sekarang di depan umum seperti ini dan mengatakan “Tolong berhenti nonton video ecchi!” kepada mereka berdua maka dapat dipastikan imageku sebagai seorang ikkemen (cowok cool) akan berakhir.


Alasannya sederhana karena jika aku mengatakan seperti itu maka mereka berdua pasti akan memvonisku sebagai seorang otaku garis keras karena dapat membedakan antara anime hentai dan echhi di saat orang awam akan mengira itu adalah sebuah video hentai a.k.a bokep (baca prologku jika belum paham tentang prinsip vonis memvonis). Dan apabila hal itu terjadi, maka sia-sia saja perjuanganku untuk menutupi identitas masa kelamku sebagai seorang bandit mesum.

Biar kuberitahu kau Karin -nama adik perempuanku- sebenarnya mereka itu bukan sedang nonton video hentai. Mereka itu sedang nonton anime ecchi yang sekarang lagi booming bagi pecinta ecchi yang judulnya keijo.

Dan satu hal lagi yang harus kau ketahui bahwa antara anime ecchi dan hentai itu sangat jauh berbeda apalagi dengan harem!. Setidaknya itu yang kuketahui dari pengalaman masa kelam SMP-ku sebagai seorang bandit mesum.

“Heehhh …” karin mendesah kesal sambil memalingkan mukanya dariku.
“Dah.. sudah.. nanti kakak jelasin pas udah nyampe di rumah” godaku sambil mengelus pelan rambutnya.
“Awas loh kak kalo nggak..” jawabnya sambil tersipuh malu.

Sebelumnya aku minta maaf Karin karena sesampainya kita dirumah, aku sudah menyiapkan alasan palsu yang akan kuberitahukan kepadamu. Jujur saja dari awal aku memang sudah tidak berniat memberitahumu alasan sesungguhnya kenapa aku membiarkan mereka.

Rencananya aku nanti akan berbohong kepadamu dengan mengatakan bahwa kau hanya salah paham tadi. Mereka berdua itu hanya salah pencet ketika sedang browsing sehingga masuk ke salah satu pop-ads hentai dan kebetulan sekali kejadian itu terlihat olehmu. 

Iklan gaje wkwk
Tetapi ketika giliranku melirik, mereka sudah menutup pop-ads hentai tersebut dan tidak ada hal mesum lagi yang terlihat disana. Mereka berdua adalah orang baik yang kebetulan sial saja.

Aku sungguh minta maaf karena telah membohongimu, Karin. Tetapi, tetap saja alasan sebenarnya aku mau membohongimu karena aku tidak ingin identitasku sebagai bandit mesum sampai di ketahui olehmu, ibu, ataupun ayah.

“Lebih baik kau tidur. Nanti kakak bangunkan kalau sudah mau sampai” ucapku berharap ia tidur dan menjadi diam sehingga tidak mengangguku lagi.
“Mm .. iya iya deh” jawabnya seraya menyandarkan kepalanya ke bahuku.
“Oo…” ucapku reflek kaget.

Setelah Karin benar-benar tidur, aku kembali membuka buku yang sempat kututup tadi dan melanjutkan membacanya hingga sampai di halte pemberhentian dekat rumah kami. Aku pun lega karena aku telah berhasil menghentikan percakapan berbahaya dengan adik perempuanku ini dan bisa melanjutkan hobiku ini.

Lanjut!
Salah satu keuntungan memiliki seorang adik perempuan yaitu mereka mau menuruti perintah kita tanpa ngotot bertanya alasannya kenapa. Mereka juga sangat mudah untuk kau bohongi. Jujur saja aku sangat menyukai sisi tersebut.

Aku tidak tahu pasti apakah semua adik perempuan di dunia ini memiliki sikap yang mirip dengan Karin. Setidaknya sosok adik perempuan yang seperti Karin ini bukanlah sosok adik yang harus kau musuhi. Aku tidak menyadarinya tapi sepertinya sedikit demi sedikit aku pikir aku sudah mulai menyukai sosok Karin yang seperti ini.

Selamat tidur adik perempuanku yang cantik. Ternyata menjadi seorang Siscon tidaklah seburuk yang aku duga. 

NEXT VOL 1 CHAPTER 2
DAFTAR ISI 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar