Kamis, 09 November 2017

VOLUME 1 CHAPTER 4 - CEWEK ABSURD

VOLUME 1 CHAPTER 4

“CEWEK ABSURD”

Setelah membakar sedikit kalori didalam tubuhku dengan cara berlari menuju halte bus, aku pun langsung mengeluarkan kartu flash yang ada didalam dompetku. Kartu ini biasa digunakan sebagai alat ganti uang untuk pembayaran jasa transportasi bus dikotaku ini. 

lari kok senyum? :v

Mesin sensor barcode yang dipasang berpasangan dengan besi pembatas itu merupakan alat yang digunakan untuk menscan barcode yang ada pada kartu flash

Jika saldo didalam kartu flash masih mencukupi maka warna lampu akan berubah menjadi hijau dan besi pembatas menjadi bisa digerakkan sedangkan jika saldo tidak mencukupi maka akan muncul pemberitahuan dan tidak akan terjadi apapun pada besi pembatas.

Card oriented

Setelah melewati besi pembatas, aku menemukan banyak orang yang mengantri di dalamnya dengan berbagai jenis pakaian yang mereka gunakan.
Keramaian yang ada didalam halte ini membuatku kesulitan untuk mengamati kelompok manusia apa saja yang ada didalamnya. Walaupun secara garis besar, kebanyakan dari mereka didominasi oleh para pekerja kantoran dan anak sekolahan.

Ini merupakan pengalaman pertamaku berpergian sendiri dengan menggunakan bus dan sepertinya kali ini aku masih cukup kewalahan dengan kondisi asing bagiku ini. Hiruk pikuk keramaian hanya menambah kebinggunganku selama berada didalam halte ini.

Aku mengamati sekelilingku dan melihat ada beberapa pintu yang tersedia. Berdasarkan arahan petugas halte sebelumnya, aku harus naik bus dari pintu nomor 8 agar bisa sampai disekolahku. Aku pun mencari-cari pintu dengan nomor tersebut.
 
Pusing kepala barbie :v

Pintu 8, Rute : Perumahan Griya Wisata -> (2 km) -> Mall Darefour -> (0.5 km) -> WcDonald -> (1 km) -> Komplek Grand Garden -> (2.5 km) -> Perpustakaan Kota -> (1.5 km) -> Taman Indah -> (0.5 km) -> SMA UB.    
Total jarak tempuh yaitu 8 km.

Dari pengalamanku saat berangkat ke sekolah ini dengan mengendarai motor akan memakan waktu sekitar 20 menit dengan kecepatan rata – rata 40 km/jam. 

Dengan naik bus yang memiliki jalur khusus, aku penasaran seberapa cepat bus ini akan melaju dan butuh waktu berapa lama untuk sampai disekolahku dengan jarak tempuh sejauh 8 km? Setidaknya aku sempat memikirkan itu walaupun sekarang aku sendiri sedang berada dalam kebingunggan.

“Ah ini dia” ucapku senang.

Aku pun berbaris di depan pintu 8 bersama orang – orang lainnya yang sudah terlebih dahulu tiba. Disebelah pintu itu terdapat sebuah layar monitor yang menampilkan perkiraan waktu kapan bus selanjutnya akan tiba.

“Lima menit lagi ya?”.

Aku menghabiskan sisa 5 menit waktuku di halte dengan membaca buku kecil yang telah kusimpan didalam kantong jas sekolahku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan membaca buku jika aku memiliki waktu luang walaupun hanya sebentar. Lima menit adalah waktu berharga yang sangat singkat bagi seorang kutu buku sepertiku ini. 

Kutubuku yg tamvan..wkwk


Tak terasa lima menit pun berlalu dan bus yang aku tunggu pun tiba. Karena ramainya penumpang yang akan memasuki bus ini, desak – desakan pun tak terelakan. Berdesak-desakan seperti ini bukanlah hal yang sesuai dengan prinsipku. Aku lebih memilih masuk belakangan walaupun tidak mendapat tempat duduk dari pada harus masuk dengan berdesak-desakan.

Setelah semua orang masuk aku pun mulai melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam bus. Aku harap aku masih diberikan sedikit keberuntungan setelah kejadian – kejadian sial yang kualami sebelumnya. 

Mataku yang biasa kupakai untuk membaca ini sekarang aku paksa bekerja keras untuk mengamati keberadaan kursi kosong yang masih tersisa didalam bus ini. Kepada mataku, berjuanglah!

Pencarianku berakhir dengan berhasilnya diriku menemukan dua bangku kosong yang tersisa. Bangku kosong pertama berada persis didepan pintu masuk sebelah utara sedangkan bangku kosong kedua berada persis dibelakang bangku kosong pertama. Aku lalu duduk dibangku kosong kedua dan membiarkan bangku kosong pertama didepanku tetap kosong. 

Sesampainya aku di bangkuku, aku langsung mengeluarkan buku kecilku dan hendak lanjut membacanya. Belum ada satu kata yang berhasil aku baca dari buku ini, aku terkejut ketika seorang cewek yang berseragam sekolah yang sama denganku tiba – tiba saja melompat masuk ke dalam bus beberapa detik sebelum pintu masuk bus benar – benar tertutup sempurna.

the last one..

“T—tunggu.. Paak..” desahnya dengan nafas yang terengah – engah.
“Ah.. B—baiklah” ucap petugas bus sambil membantu cewek tersebut berdiri dan menuntunnya untuk duduk di bangku kosong pertama yang berada tepat didepanku.

Peristiwa tersebut seketika langsung menjadi pusat perhatian bagi seluruh penumpang lainnya. Ada sedikit rasa malu yang aku rasakan secara tidak langsung setelah kejadian itu. Alasannya tidak lain karena seragam kami berdua yang sama. Aku merasakan seperti di dipermalukan atas apa yang tidak aku lakukan.

Aku yang berada persis dibelakangnya dapat secara jelas melihat kondisi dia seperti apa sekarang, Suara desahan nafasnya yang masih terengah-engah, rambutnya yang berantakan, bajunya yang terlipat, roknya yang sedikit terbuka dan semua darinya tampak kacau. 

wow kawai
Aku memvonis cewek yang tingkahnya sangat absurd itu sebagai seorang yang ceroboh dan sembrono. Walaupun jauh didalam diriku aku sepertinya mengakui dia sebagai orang yang memiliki tekad yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi. 

Setelah melihat keabsurdannya itu, aku langsung sulit berkonsentrasi untuk membaca buku. Konsentrasiku bahkan benar – benar buyar ketika dia tiba – tiba menyandarkan kepalanya kebelakang dengan kondisi mata tertutup. Aku yang duduk tepat dibelakangnya bahkan dapat dengan jelas melihat setiap inchi wajah dari cewek ini.

kawai cok..
“Wow.. dia imut. Maksudku dia cantik”. 
 
Alisnya yang tebal, bibir pink kemerahannya, rambut panjangnya yang harum, makeupnya yang natural dan tentunya wajahnya yang cantik. Aku pun tak bisa menghentikan otakku untuk berimajinasi mesum yang liar terhadap dirinya.

Kau tahu anime Hyouka? Didalam imajinasi - imajinasi mesum liarku, rambut panjangnya yang acak adul itu seakan - akan bergerak mengikat tubuhku kemudian dengan kuatnya rambut - rambut itu mulai menarik tubuhku untuk berada tepat di atas wajahnya. Kondisiku ini mirip seperti adegan di menit – menit awal penayangan anime tersebut.

 
Imajinasi liarku ditambah wajahnya yang sangat dekat dengaku ini mengingatkanku kejadian tadi pagiku dengan Karin. Mereka berdua seperti sama-sama bersengkongkol untuk menantangku agar aku mencium mereka.

Aku bahkan sampai mendadak teringat dengan adegan ciuman hot yang ada di dalam film spiderman. Bukankah didalam film tersebut mereka berdua berciuman dengan posisi 90% mirip dengan posisiku dan dia saat ini?. Seseorang tolong bangunkan cewek absurd ini dan hancurkan moment dejavu mesumku ini. 


“Mbak.. Mbak..” tanya petugas knek bus ini sambil menenteng mesin gesek flash.
“M-mbak.. Halooo… Tolong bayar tiket anda!” ucapnya dengan lantang. 

Wahai cewek absurd didepanku!.

Aku mohon dengan sangat tolong jangan membuatku tambah malu lagi. Masuk bus dengan melompat, duduk dengan sembrono, menggodaku untuk menciummu dan bahkan sekarang kau ketahuan sudah menerabas pembatas masuk dan belum membayar tiket masuk sebelum masuk bus ini. Sudah kuduga aku lebih baik berpantomim saja daripada tetap memikirkan tingkah absurdmu itu. Seseorang tolong beritahu aku ini semua hanyalah mimpi!.

“Mmm.. Ah maaf aku sepertinya ketiduran tadi. Ini uangnya. Maaf ya mas :(”. ucap cewek absurd itu dengan nada memelas.

maaf dengkulmu cok
 
“I-iya, tidak apa-apa kok” ucap petugas bus sopan.

Setelah beberapa saat akhirnya semuanya kembali dalam kekeadaan normal, aku pun memutuskan untuk kembali membaca bukuku. Dan waktu – waktuku selama dibus aku habiskan dengan membaca buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar