VOLUME 1 CHAPTER
4
“CEWEK ABSURD”
Setelah membakar
sedikit kalori didalam tubuhku dengan cara berlari menuju halte bus, aku pun
langsung mengeluarkan kartu flash yang ada didalam dompetku. Kartu ini
biasa digunakan sebagai alat ganti uang untuk pembayaran jasa transportasi bus
dikotaku ini.
![]() |
lari kok senyum? :v |
Mesin sensor
barcode yang dipasang berpasangan dengan besi pembatas itu merupakan alat yang
digunakan untuk menscan barcode yang ada pada kartu flash.
Jika saldo
didalam kartu flash masih mencukupi maka warna lampu akan berubah
menjadi hijau dan besi pembatas menjadi bisa digerakkan sedangkan jika saldo
tidak mencukupi maka akan muncul pemberitahuan dan tidak akan terjadi apapun
pada besi pembatas.
![]() |
Card oriented |
Setelah melewati
besi pembatas, aku menemukan banyak orang yang mengantri di dalamnya dengan
berbagai jenis pakaian yang mereka gunakan.
Keramaian yang
ada didalam halte ini membuatku kesulitan untuk mengamati kelompok manusia apa
saja yang ada didalamnya. Walaupun secara garis besar, kebanyakan dari mereka
didominasi oleh para pekerja kantoran dan anak sekolahan.
Ini merupakan
pengalaman pertamaku berpergian sendiri dengan menggunakan bus dan sepertinya
kali ini aku masih cukup kewalahan dengan kondisi asing bagiku ini. Hiruk pikuk
keramaian hanya menambah kebinggunganku selama berada didalam halte ini.
Aku mengamati
sekelilingku dan melihat ada beberapa pintu yang tersedia. Berdasarkan arahan
petugas halte sebelumnya, aku harus naik bus dari pintu nomor 8 agar bisa
sampai disekolahku. Aku pun mencari-cari pintu dengan nomor tersebut.
Pintu 8, Rute :
Perumahan Griya Wisata -> (2 km) -> Mall Darefour -> (0.5 km) -> WcDonald -> (1 km) -> Komplek Grand
Garden -> (2.5 km) -> Perpustakaan
Kota -> (1.5 km) -> Taman Indah -> (0.5 km) -> SMA UB.
Total jarak
tempuh yaitu 8 km.
Dari pengalamanku
saat berangkat ke sekolah ini dengan mengendarai motor akan memakan waktu
sekitar 20 menit dengan kecepatan rata – rata 40 km/jam.
Dengan naik bus
yang memiliki jalur khusus, aku penasaran seberapa cepat bus ini akan melaju
dan butuh waktu berapa lama untuk sampai disekolahku dengan jarak tempuh sejauh
8 km? Setidaknya aku sempat memikirkan itu walaupun sekarang aku sendiri sedang
berada dalam kebingunggan.
“Ah ini dia”
ucapku senang.
Aku pun berbaris
di depan pintu 8 bersama orang – orang lainnya yang sudah terlebih dahulu tiba.
Disebelah pintu itu terdapat sebuah layar monitor yang menampilkan perkiraan
waktu kapan bus selanjutnya akan tiba.
“Lima menit lagi
ya?”.
Aku menghabiskan
sisa 5 menit waktuku di halte dengan membaca buku kecil yang telah kusimpan
didalam kantong jas sekolahku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan membaca
buku jika aku memiliki waktu luang walaupun hanya sebentar. Lima menit adalah
waktu berharga yang sangat singkat bagi seorang kutu buku sepertiku ini.
![]() |
Kutubuku yg tamvan..wkwk |
Tak terasa lima
menit pun berlalu dan bus yang aku tunggu pun tiba. Karena ramainya penumpang
yang akan memasuki bus ini, desak – desakan pun tak terelakan. Berdesak-desakan
seperti ini bukanlah hal yang sesuai dengan prinsipku. Aku lebih memilih masuk
belakangan walaupun tidak mendapat tempat duduk dari pada harus masuk dengan
berdesak-desakan.
Setelah semua
orang masuk aku pun mulai melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam bus. Aku
harap aku masih diberikan sedikit keberuntungan setelah kejadian – kejadian
sial yang kualami sebelumnya.
Mataku yang biasa
kupakai untuk membaca ini sekarang aku paksa bekerja keras untuk mengamati
keberadaan kursi kosong yang masih tersisa didalam bus ini. Kepada mataku,
berjuanglah!
Pencarianku
berakhir dengan berhasilnya diriku menemukan dua bangku kosong yang tersisa.
Bangku kosong pertama berada persis didepan pintu masuk sebelah utara sedangkan
bangku kosong kedua berada persis dibelakang bangku kosong pertama. Aku lalu
duduk dibangku kosong kedua dan membiarkan bangku kosong pertama didepanku
tetap kosong.
Sesampainya aku
di bangkuku, aku langsung mengeluarkan buku kecilku dan hendak lanjut
membacanya. Belum ada satu kata yang berhasil aku baca dari buku ini, aku
terkejut ketika seorang cewek yang berseragam sekolah yang sama denganku tiba –
tiba saja melompat masuk ke dalam bus beberapa detik sebelum pintu masuk bus
benar – benar tertutup sempurna.
![]() |
the last one.. |
“T—tunggu..
Paak..” desahnya dengan nafas yang terengah – engah.
“Ah.. B—baiklah”
ucap petugas bus sambil membantu cewek tersebut berdiri dan menuntunnya untuk
duduk di bangku kosong pertama yang berada tepat didepanku.
Peristiwa
tersebut seketika langsung menjadi pusat perhatian bagi seluruh penumpang
lainnya. Ada sedikit rasa malu yang aku rasakan secara tidak langsung setelah
kejadian itu. Alasannya tidak lain karena seragam kami berdua yang sama. Aku
merasakan seperti di dipermalukan atas apa yang tidak aku lakukan.
Aku yang berada
persis dibelakangnya dapat secara jelas melihat kondisi dia seperti apa
sekarang, Suara desahan nafasnya yang masih terengah-engah, rambutnya yang
berantakan, bajunya yang terlipat, roknya yang sedikit terbuka dan semua
darinya tampak kacau.
![]() |
wow kawai |
Aku memvonis
cewek yang tingkahnya sangat absurd itu sebagai seorang yang ceroboh dan
sembrono. Walaupun jauh didalam diriku aku sepertinya mengakui dia sebagai
orang yang memiliki tekad yang kuat dan kepercayaan diri yang tinggi.
Setelah melihat keabsurdannya
itu, aku langsung sulit berkonsentrasi untuk membaca buku. Konsentrasiku bahkan
benar – benar buyar ketika dia tiba – tiba menyandarkan kepalanya kebelakang
dengan kondisi mata tertutup. Aku yang duduk tepat dibelakangnya bahkan dapat
dengan jelas melihat setiap inchi wajah dari cewek ini.
![]() |
kawai cok.. |
“Wow.. dia imut.
Maksudku dia cantik”.
Alisnya yang
tebal, bibir pink kemerahannya, rambut panjangnya yang harum, makeupnya yang
natural dan tentunya wajahnya yang cantik. Aku pun tak bisa menghentikan otakku
untuk berimajinasi mesum yang liar terhadap dirinya.
Kau tahu anime
Hyouka? Didalam imajinasi - imajinasi mesum liarku, rambut panjangnya
yang acak adul itu seakan - akan bergerak mengikat tubuhku kemudian dengan
kuatnya rambut - rambut itu mulai menarik tubuhku untuk berada tepat di atas
wajahnya. Kondisiku ini mirip seperti adegan di menit – menit awal penayangan
anime tersebut.
Imajinasi liarku
ditambah wajahnya yang sangat dekat dengaku ini mengingatkanku kejadian tadi
pagiku dengan Karin. Mereka berdua seperti sama-sama bersengkongkol untuk
menantangku agar aku mencium mereka.
Aku bahkan sampai
mendadak teringat dengan adegan ciuman hot yang ada di dalam film spiderman.
Bukankah didalam film tersebut mereka berdua berciuman dengan posisi 90% mirip
dengan posisiku dan dia saat ini?. Seseorang tolong bangunkan cewek absurd
ini dan hancurkan moment dejavu mesumku ini.
“Mbak.. Mbak..”
tanya petugas knek bus ini sambil menenteng mesin gesek flash.
“M-mbak.. Halooo…
Tolong bayar tiket anda!” ucapnya dengan lantang.
Wahai cewek absurd
didepanku!.
Aku mohon dengan
sangat tolong jangan membuatku tambah malu lagi. Masuk bus dengan melompat,
duduk dengan sembrono, menggodaku untuk menciummu dan bahkan sekarang kau
ketahuan sudah menerabas pembatas masuk dan belum membayar tiket masuk sebelum
masuk bus ini. Sudah kuduga aku lebih baik berpantomim saja daripada tetap
memikirkan tingkah absurdmu itu. Seseorang tolong beritahu aku ini semua
hanyalah mimpi!.
“Mmm.. Ah maaf
aku sepertinya ketiduran tadi. Ini uangnya. Maaf ya mas :(”. ucap cewek absurd
itu dengan nada memelas.
![]() |
maaf dengkulmu cok |
“I-iya, tidak
apa-apa kok” ucap petugas bus sopan.
Setelah beberapa
saat akhirnya semuanya kembali dalam kekeadaan normal, aku pun memutuskan untuk
kembali membaca bukuku. Dan waktu – waktuku selama dibus aku habiskan dengan
membaca buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar