VOLUME 1 CHAPTER
7
“Upacara Bendera”
Setelah selesai
memakirkan motor di tempat parkir, aku dan Aura pun bergegas turun dari motor
dan langsung menuju ke gerbang sekolah. Sesampainya disana, ternyata upacara
bendera telah berlangsung. Kami berdua ternyata telah datang terlambat dan
terpaksa harus mengikuti upacara diluar gerbang sekolah bersama murid yang
datang terlambat lainnya.
![]() |
kangen upacara hiks.. |
Setelah kami
menaruh tas dan peralatan sekolah lainnya di pos penyimpanan, aku langsung
masuk ke dalam barisan upacara diluar gerbang sekolah yang sudah terbentuk sebelumnya.
Ada cukup banyak murid yang terlambat datang sepertiku ini.
Total ada 3 baris
yang dibuat diluar gerbang sekolah untuk para siswa yang terlambat datang. 3
baris tersebut terdiri dari 2 baris cowok dan 1 baris cewek dimana setiap baris
terdiri dari sekitar 5 orang. Aku masuk didalam baris kedua sedangkan Aura
berada dibaris ketiga. Jadi total ada 15 orang yang terlambat datang ke sekolah
termasuk aku dan Aura.
Aku baru ingat
bagaimana kabar cewek tsundere dan cewek absurd tadi? Aku pun lalu
melirik barisan cewek disebelahku ini berusaha menemukan keberadaan mereka. Setelah
kuperhatikan ternyata aku tidak menemukan keberadaan mereka.
“Syukurlah.. setidaknya
pengorbananku tidaklah sia-sia” cetusku lega.
Di hari pertama
tahun ajaran baru sekolahku ini, sepertinya upacara bendera dilaksanakan oleh
anggota OSIS SMA UB. Mulai dari pemimpin upacara, pembawa acara, pasukan
pengibar bendera, pembacaan UUD, sumpah pemuda, paduan suara dan do’a semuanya dikerjakan
oleh anggota OSIS yang terpilih. Hanya pembina upacara saja yang bukan berasal
dari anggota OSIS.
Sewaktu SMP dulu,
mengikuti upacara bendera adalah sesuatu yang sangat jarang kulakukan. Aku dan
teman-temanku saat itu pasti akan mencari-cari alasan atau bersembunyi untuk
menghindari upacara bendera. Tapi aku tak mau melakukannya lagi. Aku sudah
bertekad ingin menjadi pribadi yang lebih baik saat SMA dan melupakan saat-saat
kelamku yang seperti itu.
Jujur salah satu
alasan kenapa aku terus menghindari upacara bendera yaitu karena “khotbah”
panjang yang diberikan oleh pembina upacara. Berdiri dan mendengarkan khotbah
dari seorang pria tua itu bukanlah suatu hal yang menarik untuk dilakukan.
[Waktu upacara
terus berlangsung]
Sejauh ini, pelaksanaan
upacara bendera yang dilakukan oleh anggota OSIS SMA UB menurutku berjalan
cukup mulus tanpa ada kesalahan sama sekali. Sepertinya OSIS sekolahku ini
benar-benar berfungsi secara baik.
Aku menemukan suatu
kejadian yang menarik ketika pemimpin upacara hari ini mulai berjalan memasuki
lapangan upacara dengan tegapnya.
![]() |
wew pangeran |
Banyak suara
bisik-bisik yang keluar. Aku lalu berpikir “Apa dia adalah seorang yang
populer?” atau sebaliknya “Apa dia adalah orang yang mempunyai banyak musuh?”.
Aku yang sedang
penasaran ini secara tidak sengaja mendengar suara bisik-bisik yang keluar dari
mulut cewek-cewek yang datang terlambat sepertiku ini.
![]() |
gosiper |
“Hei.. hei.. coba
liat kakak pemimpin upacara itu.. Ganteng banget ya”.
“Hm.. iya.. iya.
Ganteng banget kakak itu”.
Setelah mendengar
hal itu dan memperhatikan reaksi orang lain, aku pun menyimpulkan bahwa tampaknya
dia adalah seorang yang populer. Tampaknya wajah ganteng cowok itu yang hanya 11
12 denganku itulah yang membuat para cewek menjadi historis.
Mendengar keributan
itu, para guru pun langsung berinisiatif untuk mendiamkan murid-murid agar
upacara dapat kembali dilanjutkan.
Setelah semuanya kembali
normal, upacara kembali dilanjutkan. Bapak Kepala Sekolah SMA UB ditunjuk
sebagai pembina upacara untuk hari ini.
Ketika upacara
telah memasuki bagian amanah upacara, dia lalu berjalan mendekati microphone
yang berada didepannya dan langsung memulai “khotbah” panjangnya.
[Salam]
“Selamat pagi calon
pemimpin bangsa” ucapnya bersemangat.
“Bapak selaku
Kepala sekolah SMA UB sangat bahagia karena bapak dapat berdiri didepan calon
pemimpin bangsa ini dan memberikan ilmu pengetahuan saya kepada kalian semua”.
[Seterusnya.. dan
seterusnya..]
Setelah mendengar
“khotbah” Bapak Kepala Sekolah ini aku menjadi cukup tertarik orang seperti apa
sih Kepala Sekolahku ini? Jika dilihat dari penampilan luarnya seperti tubuhnya
yang tinggi, badannya yang cukup proporsional, rambutnya yang disisir rapi dan
suara keras yang keluar dari mulutnya aku lalu memutuskan untuk memvonis dia
sebagai seorang pemimpin yang ambisius, enerjik dan berkharisma.
![]() |
Respect to onizuka-sensei |
Meskipun
durasinya cukup lama tapi “khotbah” yang diberikan Bapak Kepala Sekolahku ini
sangatlah berisi dan menarik untuk kau dengarkan. Bahkan dia menutup “khotbah”
panjangnya itu dengan sebuah ungkapan yang cukup mengugahku.
“Terbanglah
tinggi terbanglah jauh!”
“Hentakkan dunia
ini dengan prestasi dan kreasimu!”
“Jangan dulu kau
mati sebelum dirimu berarti!”
Setelah “khotbah”
panjang yang diberikan oleh Bapak Kepala Sekolah selesai, upacara kembali dilanjutkan
dan memasuki bagian pengumuman.
Kebanyakan pengumuman
yang disampaikan yaitu tentang pengumuman Juara yang berhasil diraih oleh
ekskul sekolah. Seperti Juara 1 yang berhasil dicapai oleh ekskul bulutangkis, Juara
1 yang berhasil dicapai oleh ekskul catur, Juara 3 yang berhasil dicapai oleh ekskul
Pramuka dan juara-juara lainnya.
![]() |
Sang juara |
Ada satu pengumuman
yang sudah ditunggu oleh semua murid sekolah yaitu pengumuman pemenang penghargaan
“Siswa Berpretasi”.
Berdasarkan
informasi dari pembawa ucara, acara penghargaan ini dilakukan setiap triwulan
sekali. Sistem penilaiannya yaitu berupa voting dari semua siswa dan semua guru
yang ada disekolah ini. Tiga orang yang memiliki suara terbesar lalu akan masuk
ketahap seleksi selanjutnya yaitu melakukan debat dan menunjukkan skill
mereka. Setelah itu, mereka akan divoting ulang lagi untuk menentukan pemenang
akhirnya.
Penghargaan ini
dimaksudkan agar semua murid terpacu untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik
tentunya dengan cara yang sportif. Tidak hanya piagam penghargaan, bantuan
beasiswa pun diberikan sebagai bonus tambahan bagi pemenangnya.
“Baiklah.
Berdasarkan voting yang diperoleh, penghargaan Siswa Berprestasi triwulan
sebelumnya diberikan kepada..” ucap pembawa acara mendramatisir suasana.
“Ketua OSIS sekaligus
pemimpin upacara kita hari ini.. Selamat.. Kak Giandra!” teriak pembawa acara
dengan semangatnya.
[Wohuu.. Oh.. Kak
Giandra]
Walaupun para
cewek sekolahku sangat historis mendengar hal ini, tapi jujur saja aku tak
terlalu terkejut dengan hasil seperti ini. Bahkan dari awal sejak dia mendapatkan
sambutan hangat saat hendak memasuki lapangan saja sudah menandakan bahwa
sepertinya orang itu adalah kandidat terdepan untuk memenangi penghargaan
semacam ini.
Tubuhnya yang
tinggi, rambutnya yang dipotong undercut, badannya yang tegap dan yang
paling penting wajahnya yang ganteng. Posisinya yang merangkap sebagai Ketua
OSIS membuat dirinya semakin tampak sempurna saja. Aku akui bahwa dia adalah
contoh orang yang tepat untuk kau sebut sebagai seorang pangeran sekolah.
“Terima Kasih
semuanya. Saya tidak bisa mendapatkan penghargaan ini jika kalian semua tidak
mendukungku. Sekali lagi terima kasih semuanya” ucapnya merendah dengan senyum
manis diwajahnya.
“Ohh.. tentu saja
pangeranku“ jawab hampir semua cewek disekolah klepek-klepek.
Aku pun penasaran
apakah setelah melihat senyum manis dari cowok itu, Aura yang notabene adalah
seorang cowok apa juga ikut senang?
Karena penasaran
aku pun mencoba melirik ekspresi muka Aura yang berdiri tepat disebelah
kananku.
![]() |
wanj*r |
[Blush]
Aku kaget melihat
raut wajahnya yang senang itu dan senyum-senyum malu yang dia buat.
“Oi.. oi.. Aura.
Apa-apaan dengan ekspresi wajahmu itu?” tanyaku kesal.
“Wajahku? Wajahku
kenapa emang?” tanyanya polos.
“Tidak.. sudah
lupakan saja” jawabku kesal sambil memalingkan muka.
Setelah cowok
Ketua OSIS itu selesai mengambil piala penghargaan tersebut, upacara pun
akhirnya selesai. Murid yang berada dilapangkan a.k.a tidak terlambat langsung dapat
bubar dan balik menuju kelas masing-masing. Dan untuk murid yang datang terlambat
akan diberikan hukuman oleh guru kedisplinan.
Setelah lapangan
menjadi kosong karena para murid telah balik kekelas masing-masing, aku dan
para murid yang datang terlambat tadi disuruh masuk untuk berdiri didalam
lapangan sekolah. Selama berada disana, guru kedisplinan pun memarahi kami dan
tak lupa memberikan nasihat kepada kami agar kami tidak datang terlambat lagi.
Disela-sela
kemarahan guru kedisplinan, tiba-tiba saja dia berhenti berbicara dan bergerak
mendekatiku. Dia kemudian bertanya kepadaku dengan suara lantangnya.
![]() |
ampun sensei |
“Kenapa kau tadi
terlambat?”.
Hah? Tunggu dulu...
kenapa hanya aku saja yang ditanya? Dan kenapa harus pertanyaan itu? Sial! Apa
aku ketiban sial lagi?
[Arggh..]
Mana mungkin aku bilang
“Maaf saya tadi datang terlambat karena tadi bangunnya kesiangan, sebelum
berangkat kesekolah tadi diganggu adik perempuanku, ketika diperjalanan ban
motor saya bocor, ketika dibus ada 2 cewek aneh yang menganggu kenyamananku,
ketika memilih untuk berjalan kaki malah jatuh ke comberan dan
kejadian-kejadian tak terduga lainnya yang membuat saya jadi terlambat”.
Tidak.. jelas
tidak mungkin aku bilang seperti itu. Terus apa yang sebaiknya aku katakan?
Baiklah, berpikir.. berpikir.. wahai otakku!
“Maaf.. saya tadi
kesiangan, Pak” ucapku polos dengan senyum imut.
[Teehee]
![]() |
Teehee yang gagal |
Bukannya malah
berbaik hati, guru kedisplinan didepanku ini malah menjitak kepalaku dengan
buku yang dia pegang.
“Baiklah.. saya
rasa alasan kalian semua hampir sama dengan cowok ini, betul tidak?” tanya guru
kedisplinan didepanku ini dengan lantangnya
“Betul..” jawab
semua murid yang terlambat serentak.
Persetan dengan kalian
semua. Sepertinya aku hanya dianggap sebagai tumbal disini.
“Kalau begitu
langsung saja saya beritahu hukuman untuk kalian semua”.
Karena ini baru
pertama kalinya kami terlambat maka guru kedisplinan pun berbaik hati dengan hanya menyuruh kami lari
mengelilingi lapangan 5x putaran dan melakukan “operasi semut” agar bisa balik
ke kelas masing-masing.
“Hm.. lari 5x
putaran?”
Jujur saja lari 5x
putaran mengelilingi lapangan sekolah yang hanya setengah ukuran lapangan
sepakbola itu terlalu ringan untuk dijadikan hukuman bagiku. Aku yang rutin
olahraga pagi setiap paginya pun menjadi orang pertama yang menyelesaikannya.
Setelah itu aku
lalu melakukan “operasi semut” dengan cara memungut beberapa sampah yang
berserakan disekitar lingkungan sekolah dan memasukkannya ke dalam tong sampah.
Setelah aku rasa cukup, aku pun mengkonfirmasi selesainya tugasku kepada guru
kedisplinan.
Setelah
mendapatkan persetujuan dari guru kedisplinan, aku lalu mengambil tasku yang
kutaruh di pos penyimpanan dan langsung bergegas pergi meninggalkan lapangan
sekolah.
Ah.. akhirnya
selesai juga hukuman sialan ini dan dengan begitu aku bisa segera membaca bukuku
yang sudah lama menungguku.
Selamat tinggal
lapangan sekolah.. selamat tinggal hukuman sialan.. selamat tinggal
kesialanku.. Dan selamat datang.. buku-bukuku :)!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar